Yuk, Sayangi tubuh kita dengan lawan obesitas dan Menjaga penglihatan dengan baik


Dalam memperingati Hari Obesitas Sedunia, kemenkes RI memberikan tema untuk tahun ini adalah Gerakan Lawan Obesitas untuk SDM Unggul. Tema ini diambil karena kita butuh suatu Gerakan dalam melawan obesitas yang terus meningkat di negara Indonesia dan terbanyak dialami oleh kelompok usia produktif. 

Selasa (08/10) bertempat di Gedung Kementrian Kesehatan RI, Mami sangat bersyukur sekali dapat menghadiri eventnya Kemenkes ini. Selain menambah wawasan tentang Obesitas dengan narasumber yang kompeten dibidangnya yaitu ada Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (P2PTM), dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, dr.M.Siddik, SpM dari PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) dan Yudhi Adrianto, S.GzRD dari PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia). Dan memberikan edukasi terhadap blogger serta masyarakat yang hadir.

Semakin berkembangnya jaman, mengakibatkan terjadinya transisi teknologi. Dimana manusia sangat dimudahkan oleh teknologi dalam mengerjakan semuanya. Mulai dari pekerjaan rumah, belanja kebutuhan, makanan hingga transportasi semua bisa dilakukan secara online. Ternyata kondisi yang seperti ini tidak sepenuhnya memberikan dampak positif bagi tubuh kita. Kenapa? Karena semakin kita dimudahkan, semakin sedikit pula tubuh kita bergerak. Karena semuanya sudah dalam genggaman. Kurangnya kita melakukan aktivitas fisik sangat berdampak tidak baik bagi tubuh. Terutama, pola konsumsi juga diperparah dengan junk food dan minuman kekinian dimana kadarnya tinggi gula, garam dan lemak. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang masuk lebih besar daripada energi yang kita keluarkan. Dan ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus obesitas di Indonesia.

Epidemi Obesitas dengan cepat menjadi tantangan terbesar kesehatan masyarakat global, peringkat tiga besar penyebab gangguan kesehatan kronis. Menurut data WHO tahun 2016 menunjukkan bahwa lebih dari 1,9 milyar orang usia > 18 tahun (39%) mengalami berat badan berlebih, dimana 650 juta diantaranya adalah obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% populasi orang dewasa dunia (11% dari seluruh pria dan 15% dari seluruh wanita) mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di seluruh dunia naik hampir tiga kali lipa pada tahun 2016 dibandingkan tahun 1965.

Pada kegiatan the 2018 Congress on Obesity di Vienna, Austria, disampaikan hasil riset yang dilakukan oleh periset dari Novo Nordisk Reaserch and Development dan Steno Diabtes Center in Gentofte, serta University Collage London dengan menggunakan basis data WHO dan membagi populasi masing – masing ke dalam kelompok usia, bahwa hampir 22 persen masyrakat dunia diprediksi akan mengalami obesitas pada tahun 2045. Jumlah ini naik 14 persen disbanding tahun 2017. Kabar buruknya lagi, satu dari 8 orang akan mengalami diabetes tipe 2 alias naik Sembilan persen dibanding tahun 2017. 


Obesitas di Indonesia 

Di Indonesia, 13,5% orang dewasa usia 18 tahun ke atas kelebihan berat badan. Sementara itu 28,7% mengalami obesitas (IMT >25) dan berdasarkan indicator RPJMN 2015 – 2019 sebanyak 15.4% mengalami obesitas (IMT >27). Sementara pada anak usia 5 – 12 tahun. Sebanyak 18,8% kelebihan berat badan dan 10,8% mengalami obesitas.

Data terakhir situasi obesitas menunjukkan belum terkendali. Berdasarkan SIRKESNAS 2016, angka obesitas IMT >27 naik menjadi 20,7% sementara obesitas dengan IMT >25 menjadi 33,5%. Peningkatan angka obesitas di Indonesia secara signifikan ini menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan akibat Penyakit Tidak Menular (PTM). Meningkatnya kasus PTM aan menambah beban masyarakat dan Pemerintah. Dalam kurun waktu 4 tahun pelaksaan JKN, jumlah penyakit katastropik meningkat 57% dari 11 juta menjadi 19 juta. Dengan jumlah pembiayaan meningkat 68% yaitu dari 14,3 triliyun rupiah naik menjadi 21 triliyun. Bila kita gagal mencegah dan mengendalikan FR PTM maka negara akan menanggung beban yang sangat berat. 

Apa itu Obesitas? 

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Obesitas juga ditemukan pada remaja dan anak – anak. Menurut riset 2017 dari Harvard T.H Chan School of Public Heatlh, orang yang mengalami kenaikan berat badan 2 hingga 9 kilo sebelum usia 55 tahun meningkatkan risiko kematian dini dan penyakit tidak menular, seperti: 

a. Penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung iskemik (23%) dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian saat ini. 
b. Diabetes (44%) 
c. Gangguan musculoskeletal (terutama osteoarthritis – penyakit degenerative sendi yang sangat melumpuhkan) 
d. Beberapa kanker (7 – 41%) termasuk endometrium, payudara, ovarium, prostat, hati, kandung empedu, ginjal, dan usus besar 
e. Obesitas pada anak merupakan masalah paling serius, anak – anak yang memiliki kelebihan berat badan cenderung menjadi orang dewasa yang gemuk. Kemungkinan terbesar, akan terkena penyakit kardiovaskular. Anak – anak yang mengalami obesitas akan mengalami kesulitan bernafas, peningkatan resiko patah tulang, hipertensi, resistensi insulin dan efek psikologis, yang pada nantinya akan lebih memungkinkan mengalami kecacatan dan kematian dini. 


Cara untuk mengukur apakah berat badan kita normal atau tidak bisa melalui perhitungan IMT. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah Indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT didefinisi sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).


IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan merupakan satu – satunya indicator untuk mengukur obesitas. Selain IMT, metode lain untuk pengukuran Antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar perut/lingkar pinggang. Internasional Diabetes Federation (IDF) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar perut berdasarkan etnis. 

Penyebab Obesitas 
Apa yang menyebabkan seseorang itu menjadi obesitas dan kelebihan berat badan, berikut penjelasannya: 
1. Faktor Genetik 
Bila salah satu orang tuanya obesitas, maka peluang anak – anak menjadi obesitas sebesar 40 – 50%. Dan bila kedua orangtuanya menjadi obesitas maka peluang faktor keturuan menjadi 70 – 80%. 

2. Faktor lingkungan 
a. Pola Makan 
Jumlah asupan energi yang berlebih menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak, gula serta kurang serat) menyebabkan ketidakseimbangan energi. 
b. Pola Aktivitas Fisik 
Pola aktivitas fisik kurang gerak menyebabkan energi tidak dikeluarkan secara maksimal sehingga meningkatkan resiko obesitas. 

3. Faktor Obat – obatan dan Hormonal 
a. Obat – obatan 
Obat – obatan jenis Steroid yang sering digunakan dalam jangka waktu lama untuk terapi asma, oesteoartritis dan alergi dapat menyebabkan nafsu makan yang meningkat sehingga meningkat resiko diabetes. 

b. Hormonal 
Hormonal yang berperan dalam kejadian obesitas antara lain adalah hormone leptin, ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen 

Cara Mencegah Obesitas 

Mengingat bahaya akibat obesitas ini, maka perlu dilakukan pencegahan dan penanggulangannya: 

1. Mengubah gaya hidup dan pola makan, dengan melakukan pembatasan asupan energi seperti mengurangi gula, lemak dan garam. Lebih meningkatkan konsumsi buah dan sayur. 

2. Konsumsi makanan sesuai denga nisi piringku untuk memenuhi gizi seimbang. Isi piringku adalah ½ dari piring makan terdiri dari 2/3nya sayur, 1/3nya buah-buahan, 1/4nya protein/lauk pauk, dan ¼ dari piring diisi karbohidrat. 

3. Perbanyak aktivitas fisik, sehari minimal 30 menit. Lakukan Gerakan – Gerakan ringan secara rutin. Seperti naik tangga, cuci mobil/motor sendiri, jalan pagi dll. 

4. Mengatur pola istirahat/tidur, kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga rasa lapar tidak terkontrol. Jika, kuantitas (6-8 jam) dan kualitas tidur tidak sesuai maka akan mempengaruhi keseimbangan hormon yang lain, akhirnya rasa lapar meningkat dan bisa memicu obesitas. 


Bagaimana bila sudah terkena Obesitas? 

Seperti mami yang shock ketika kemarin dihitung ternyata mengalami obesitas. Huhuhu… akhirnya konsultasilah dengan dokter yang ada disana. Mereka menyarankan beberapa hal untuk mami, seperti: 

1. Mengatur pola makan, diet rendah energi seimbangan dengan mengurangan energi 500 – 1000kkal dari kebutuhan sehari dengan cara: 
  • kurangi konsumsi karbo kompleks seperti nasi, roti, kentang, jagung, dan sereal. 
  • Hindari konsumsi karbo sederhana seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue manis dan gurih, madu, selai, dodol , coklat, permen, minuman ringan, dll 
  • Makan dengan pola “piring T” 
  • Kurangi konsumsi lemak, mengolah makanan dengan di goreng, santan kental, mentega dan margarin. 
  • Utamakan konsumsi protein rendah lemak 
  • Meningkatkan konsumsi sayur dan diolah dengan cara di rebus dan di tumis 
  • Konsumsi buah utuh sebagai makanan selingan 
  • Hindari buah yang berenergi seperti manga, durian, sawo, cempedak, pisang, srikaya, dan alpukat 
  • Banyak minum air putih 
2. Mengatur Pola Aktivitas, lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit/minggu, jalan kaki minimal 10.000 langkah perhari. 


  • Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan: aerobic (naik sepedah, jongging, renang, golf) dan anaerobic (senam pernafasan, karate, lompat tinggi, angkat berat) dengan frekuensi 3 – 5 kali seminggu dan durasi 40 – 60 menit. 
  • Latihan sesuaikan dengan denyut nadi maksimal. Sesuai usia, naikkan secara bertahap 
  • Lakukan prinsip latihan BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur) 
3. Mengatur Pola Emosi Makan 
  • Mengenali pola emosi makan, hindari lari ke makan saat marah, strees, bosan dll 
  • Makan hanya pada saat merasa lapar bukan karena lapar mata 
4. Mengatur Pola Tidur/Istirahat 
  • Tidur/istirahat yang cukup (6-8jam) 
  • Kurang tidur menyebabkan lebih banyak waktu makan 
  • Kelebihan waktu beraktifitas fisik lebih sedikit. 
Jadi, tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan lawan obesitas itu menurut mami ya karena masih banyak masyarakat yang kurang aware terhadap pola hidup sehat seperti melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit setiap hari, konsumsi buah dan sayur serta kesadaran untuk melakukan deteksi dini obesitas. Juga masih kurangnya sosialisasi GERMAS di tingkat Puskesmas, Desa/kelurahan, UKBM dan masyarakat. 

Hari Penglihatan Sedunia 

Selain memperingati hari Obesitas Sedunia, Kemenkes juga mengadakan edukasi menyoal kesehatan mata. Ternyata masih banyak juga masyarakat kita yang tidak terlalu peduli terhadap kesehatan mata. Padahal mata adalah salah satu panca indera yang paling penting. Karenanya, kita dianjurkan untuk menjaga mata dari berbagai macam penyakit. Melindungi dari paparan debu, kotoran, sinar ultra violet dan tak lupa untuk konsumsi buah dan sayur agar terhindar dari berbagai macam penyakit mata yang berakibat pada kebutaan. 

Ada beberapa penyakit mata yang berbahaya dan akan berakibat pada kebutaan. Penyakit mata berbahaya diantaranya:

1. Kelainan Refraksi, kelainan mata yang banyak terjadi di masyarakat. Untuk dapat melihat suatu benda dengan jelas, bayangan benda tersebut harus dapat ditangkap oleh retina mata. Dengan kata lain sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga yang masuk ke mata harus difokuskan tepat pada rentina. 


Jenis – Jenis kelainan Refraksi: 
  • Myopia (Rabun Jauh), merupakan kesulitan melihat jauh dengan jelas 
  • Hipermetropia (Rabun Dekat), kesulitan melihat dekat dengan jelas 
  • Presbiopia (Rabun Dekat usia lanjut), suatu perubahan fisiologis yang terjadi pada usia 40 tahun keatas dimana daya akomodasi berkurang, hingga kemampuan melihat dekat/membaca berkurang. 
2. Katarak, Merupakan penyakit mata yang menyebabkan kekeruhan lensa akibat penuaan atau sebab lain. Sehingga menyebabkan penurunan tajam penglihatan sampai terjadinya kebutaan. Katarak biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun, atau setelah benturan pada bola mata. Pada kasus tertentu, katarak dapat dikenali pada bayi dan anak biasanya merupakan kelainan sejak lahir. 


Faktor Risiko Katarak: 
  • Usia lanjut diatas 40 tahun 
  • Paparan sinar ultra violet 
  • Riwayat keluarga 
  • Dapet disebabkan oleh penyakit mata lain (missal:Glaukoma, Uveitis, Trauma) 
  • Kelainan sistemik (missal: kencing manis dan kelainan metabolik lainnya) 
  • Pemakaian tetes mata steroid secara rutin 
  • Kebiasaan merokok 
Jenis – Jenis katarak: 
  • Katarak Senilis, katarak akibat proses degenerasi ketuaan, 90% dari kasus katarak 
  • Katarak Traumatika, akibat ruda paksa pada lensa. 
  • Katarak Kongenital, katarak sejak lahir 
  • Katarak Komplikasi, akibat penyakit mata dan penyakit sistemik seperti diabetes, tetes mata mengandung steroid, gangguan metabolisme dan lain – lain. 
Tanda dan Gejala: 
  • Penglihatan kabur, ciri khasnya adalah seperti melihat dari balik air terjun atau kabut putih 
  • Penglihatan ganda 
  • Silau 
  • Penglihatan semakin kabur walau sudah berganti – ganti ukuran kacamata 
Jadi, bila kamu mengalami katarak hanya dapat diterapi dengan operasi. 


3. Glaukoma, suatu penyakit yang ditandai oleh kumpulan gejala berupa peningkatan tekanan bola mata yang disertai kerusakan saraf mata dan penyempitan lapang pandang. 

Jenis – Jenis Glaukoma dan Gejalanya: 
a. Glaukoma Akut adalah Glaukoma yang diakibatkan peninggian tekanan intraolukar (dalam bola mata) yang mendadak. Glaukoma akut dapat bersifat premier atau sekunder. Glaukoma Primer timbul dengan sendirinyapada orang yang mempunyai bakat bawaan glaucoma. Sedangkan glaucoma sekunder timbul sebagai akibat penyulit penyakit mata lain atau sistemik. 

Gejalanya: 
  • Mata merah 
  • Tajam penglihatan turun mendadak 
  • Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala 
  • Mual dan muntah (pada tekanan bola mata yang sangat tinggi) 
  • Lapang pandang menyempit 
b. Glaukoma Kronik adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai dengan kerusakan saraf optic dan kehilangan lapang pandang yang bersifat progresif serta berhubungan dengan berbagi faktor resiko terutama tekanan Intraokuer (TIO) yang tinggi. 

Gejalanya, pada Glaukoma Kronik kadang – kadang tidak terlihat tanda dan gejala yang khas. Sehingga seringkali ditemukan setelah keadaan lanjut. 

4. Retinopati Diabetikum, merupakan suatu gangguan pembuluh darah mikro yang mengenai pembuluh darah prekapiler, retina, kapiler dan venula, sehingga menyebabkan penyumbatan (oklusi). Mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama. 


Faktor resiko: 
  • Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dengan baik 
  • Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik, hiperlipidemia. 

Cara mencegah terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan 
Mata itu sangat penting bagi manusia, jujur ya. mami baru memakai kacamata saja itu udah gak nyaman banget. Kacamatanya memang kacamata plus. Tapi tetap saja lebih enak enggak memakai kacamata. Yuk, sebelum mata kamu rusak, lakukan ini: 
  1. Hindari membaca dengan jarak yang terlalu dekat 
  2. Membaca ditempat yang terang atau tempat dengan tingkat cahaya yang cukup 
  3. Tidak membaca sambil tiduran 
  4. Tidak menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat 
  5. Hindari penggunaan computer dengan jarak monitor ke mata terlalu dekat.
  6. Hindari penggunaan gadget terlalu lama 
  7. Lakukan olah raga mata agar menjadi kuat dan elastis 
  8. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan diet gizi seimbang 
  9. Istirahat yang cukup 
  10. Hindari Asap rokok 

Apabila mata kamu mengalami masalah seperti yang mami tulis diatas, sebaiknya lakukan pemeriksaan mata lebih lanjut, agar dapat ditangani lebih cepat. Pemeriksaan gangguan penglihatan mata dapat dilakukan di berbagai Rumah Sakit ataupun klinik. Jangan sampai terlambat ya. sayangi mata kamu. 


In The End.. 
Edukasi yang diberikan oleh kemenkes selasa lalu, membuka mata mami tentang betapa pentingnya kita menjaga kesehatan tubuh dan juga mata. Sayangi dan jaga dengan baik. Karena bila sudah sakit, tidak hanya kita yang akan mengalami kerugian, tapi juga keluarga akan menjadi sedih. Tindakan yang paling aman ya, sebaiknya sedini mungkin harus aware tentang bahaya obesitas dan juga penyakit mata yang mungkin sebagian dari kita masih tidak begitu peduli. 


Mami juga mulai sekarang akan melakukan diet seimbang, supaya body kembali langsing. Bener deh punya tubuh endud itu banyak penyakitnya. Bentar – bentar encok – bentar – bentar sakit pinggang. Huhuhu….

No comments

Silahkan tinggalkan komentar kamu, tapi plis banget ya pergunakan bahasa indonesia yang baik dan membangun. Mohon maaf juga harus di moderasi biar gak ada yang spam. Happy Comment ^^~