Hana Catering - Kisah di balik Cerita sang owner... bagian ke-satu


"Ma, aku tuh suka keteteran kalau masak, belom masakin makanan Hana belom si papi-nya. Seandainya aja ada catering harian. Aku kebantu banget, apalagi aku gak ada ART ma"

Itu curhatan saya beberapa bulan yang silam. Jujur saya merasa keteteran dalam hal memasak, terlebih saya ini emak baru dan gampang panikan. Akhirnya saya mulai mencari catering harian di sekitaran depok, saya hubungi mereka satu persatu tapi hasilnya nihil. Ada yang gak di jawab, ada pula yang menginformasikan bahwa mereka tidak buka lagi untuk catering rantangannya.

Tanya Kenapa?
Ternyata selidik punya selidik kebanyakan catering harian itu suka banyak nomboknya. Belum lagi kalau ada yang "ngajuk". wkwkwk.. tapi terlepas dari itu, catering harian di Depok itu kayanya udah rare banget ya atau malah gak ada?

Lalu hadirlah Hana Catering...
Tahun lalu saat saya panik banget mencari catering harian yang hasilnya nihil. Akhirnya saya mempunyai pemikiran serta modal nekat. 


Kalau engga ada Catering Harian, kenapa bukan saya yang bikin?

Beberapa kali sempat diskusi bareng mama, secara beliau itu masakannya paling enak *menurut saya* kenapa engga sekalian di promosiin aja. wahahaha..

Alhasil setelah berunding alot antara mama, ayah serta suami. Saya memutuskan untuk membuat Catering Rumahan sendiri dengan nama Hana Catering. Sebenernya sih emang udah cita - cita banget dari dulu pengen punya usaha di bidang kuliner. Namun terpentok modal usaha dan nihil pengalaman. Alhamdulillah-nya karena saat itu bisnis saya di bidang yang lain lagi naik daun, maka di putarlah uang tersebut untuk modal usaha catering saya.

Bermula dari gak punya pengetahuan apa - apa mengenai bisnis catering rumahan sampai buka  - buka lagi buku akuntansi dan keuangan yang saya pelajari semasa kuliah di bagian Sekretaris dulu. Tidak berakhir sampai di situ perjuangan saya dalam membuka usaha ini. Selain pengetahuan tentang mengatur cash flow, butuh pengetahuan tentang teknik marketing dan yang paling penting butuh juga modal yang gede. Saya sampai di buat pusing tujuh keliling karena muterin uang modal awal. Karena saya ini masih nubi banget dalam bidang per-kulineran. Dikata bikin catering itu gampang? TIDAK

Ada beberapa pengalaman yang bakalan saya cerita di sini sebelum Hana Catering meluncur di jalanan. Hahaa.. apalah bahasanya -.-

Pengalaman membeli "Alat Perang" Catering
Sebagai pemilik catering yang masih nihil pengalaman apalagi nol persen kemampuan hunting barang kebutuhan catering. Bingung banget dimana saya harus membeli alat - alat masak dan perlengkapan lainnya dengan harga miring. Untungnya saya mempunyai sodara yang berbaik hati. Mereka menyarankan saya untuk membeli peralatan tempurnya di kota Bogor tepatnya di jalan Surya Kencana. Di sana ada salah satu toko yang memang khusus menjual perlengkapan masak dan yang lainnya dengan harga grosir. Nanti lah saya share toko -nya seperti apa, tapi di postingan yang lain ya.

Atas rekomendasi tersebut, saya segera meluncur ke toko yang dimaksud. Dan di sana memang "surga"-nya alat masak, segala ada. Mulai dari rantangan, tempat nasi dan tempat minum yang segede gambreng dan tak ketinggalan pula penggorenggan yang muat buat menggoreng badan saya. kwkwkw.. asiknya harganya Miring pisan lahh.. cucok deh buat di jadiin langganan. Dan saya pun memborong untuk kebutuhan catering saya.

Pengalaman Marketing
Sebenernya teknik marketing sudah tidak asing lagi di telinga saya. Secara dulu saya sempat menjadi sales SPG sebuah produk pembalut wanita, Sales kartu kredit hingga Asuransi. Namun memasarkan produk sendiri itu rasanya beda banget. Saat saya bekerja sebagai Sales, saya sebelumnya sudah mendapatkan materi tentang produk kelebihannya seperti apa dan ada pemandunya sisanya yah pinter - pinternya kita ngomong aja. 

Kalau usaha sendiri? 
Ini mau dipasarin kemana? target marketnya siapa? untuk kelas apa? dan segudang pertanyaan yang terlintas di benak saya bagaimana caranya supaya catering saya dikenal sama banyak orang dan orang tersebut memesan di catering saya. Ribet? banget. Baru mikirinnya aja udah pengen nangis bombay. #lebay


Nah, baru dua kan ya yang saya ceritanya di sini, bersambung dulu ya. hihihi.. biar penasaran gitu. perjalannya masih panjang dari bertelur hingga setengah menetas seperti sekarang ini. Dari yang sepi order hingga Banyak yang order tapi tenaga masih terbatas.

Penasaran kan??
makanya baca terus ya blog saya, dan tunggu kelanjutan ceritanya. Dijamin seru deh..


1 comment

Silahkan tinggalkan komentar kamu, tapi plis banget ya pergunakan bahasa indonesia yang baik dan membangun. Mohon maaf juga harus di moderasi biar gak ada yang spam. Happy Comment ^^~