Ini Pentingnya serat dalam mengurangi resiko alergi pada saluran cerna anak

pentingnya serat untuk saluran cerna anak


Hai hanamiers, kalian tau enggak kalau memiliki saluran cerna yang sehat dapat membuat sistem kekebalan tubuh anak menjadi lebih baik dan terhindar dari gangguan kesehatan, termasuk kejadian alergi pada anak. Nah, untuk mengoptimalisasi kesehatan saluran pencernaan khususnya untuk anak di atas usia 1 tahun yang merupakan bagian golden period, dibutuhkan konsumsi cukup serat.

Sayangnya, Sebagian besar anak terkadang suka drama jika akan mengkonsumsi serat terutama sayuran. Dan di beberapa momen tertentu pasti akan ada GTM (Gerakan Tutup Mulut) yang bikin emak – emak pusing.

Hal ini juga dialami oleh mami ya. Mami pikir masa – masa picky eater dan GTM Hana sudah berlalu. Etapi, makin kesini dia makin ogah makan sayur, maunya makanan yang kering dan kadang suka banget sama junk food. Mau nangis rasanya, saat mami masakin sayuran dan dibikin dengan penuh cinta eh berujung masuk tong sampah. Hiks…



Untung aja beberapa waktu lalu, mami mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Danone. Topiknya pas banget yaitu Peran Serat terhadap Kesehatan saluran cerna dan alergi pada anak.

Loh kok berpengaruh ke alergi pada anak ya?

Jelas berpengaruh, Menurut Konsultan Alergi dan Imunologi Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Endah Citraresmi, Sp.A(K), mengonsumsi serat yang cukup dapat mengurangi risiko alergi pada anak.

Jadi, jika anak kita suka banget makan sayuran maka dapat mengurangi faktor resiko alergi. Alergi sendiri merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah yang bisa memicu alergi pada anak. Bahkan, sekitar 10 persen bayi pada satu tahun pertamanya bisa mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan.


Tingkat kecukupan serat pada anak di Indonesia Masih Rendah, apa yang harus dilakukan?



Sangat penting bagi orangtua untuk memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) sesuai dengan kelompok usia anak. Sayangnya, konsumsi makanan berserat pada anak-anak di Indonesia masih terbilang rendah.

Sebab, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan, sekitar 95,5 persen penduduk Indonesia di atas usia 5 tahun masih kekurangan konsumsi serat. Penelitian lain menunjukkan 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat.


Fakta lainnya, bahwa rata-rata anak Indonesia berusia 1-3 tahun hanya memenuhi ¼ atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya. Jumlah ini masih sangat jauh di bawah AKG yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya.

Karenanya, orangtua memiliki peranan penting untuk mencukupi kebutuhan serat pada anak. Terlebih jika kamu memiliki anak yang menunjukkan reaksi alergi pada makanan tertentu, tentu saja kamu harus memiliki pengetahuan tentang asupan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembangnya. Termasuk bisa memilah mana makanan yang bisa dikonsumsi dan tidak saat anak memiliki alergi.

Dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) juga menuturkan bahwa asupan serat harian yang kurang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak. Sebab, penelitian menyatakan bahwa pola makan yang rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi. Untuk itu, orangtua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak, memiliki gizi yang seimbang serta juga kaya akan kandungan serat agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak yang memiliki kondisi alergi.


Kapan kebiasaan makan serat ini sudah bisa dilakukan? Tentunya harus dilakukan dengan sedini mungkin. Bagi anak yang sudah mulai rutin konsumsi serat secara terus menerus sejak dini, diharapkan kebiasaan ini bisa terus berlanjut hingga dewasa kelak.

Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal. Kondisi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna dapat berhubungan dengan kejadian alergi pada anak, lanjutnya.

Alergi pada anak apa penyebabnya?


Kasus alergi sebenarnya bisa muncul pada anak sejak usia batita. Penyakit alergi makanan, umumnya paling sering terjadi sebelum anak memasuki usia dua tahun. Biasanya alergi akan muncul di bulan pertama, terutama alergi saluran cerna karena gejalanya berupa diare kronis, BAB berdarah atau sering muntah.

Penyebab alergi makanan umumnya diakibatkan panganan dengan kandungan protein. Menurut data di berbagai pusat kesehatan lokal, beberapa alergi makanan yang paling banyak di Indonesia ialah alergi susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, dan gandum.

Sebenarnya Bakat alergi sudah ada di tubuh kita. Maka untuk kasus alergi pada anak, Endah berkata, penyakit ini tidak bisa disembuhkan total. Sebagian anak yang memiliki Riwayat alergi makanan akan membaik seiring dengan pertumbuhan usianya, namun Sebagian lagi tidak dan menetap sampai dewasa.

Alergi pada anak dapat menimbulkan efek domino salah satunya Bullying di Sekolah

Psikolog anak, Anastasia Satriyo mengatakan, alergi yang dialami anak bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi dapat memengaruhi psikologi anak dan orangtuanya. Dampak psikologis dari alergi makanan sering membuat orang tua khawatir dan cemas. Hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orang tua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak signifikan pada tingkat stres mereka.

Selain itu, efek lainnya saat anak berada di sekolah, beberapa anak yang memiliki riwayat alergi menjadi korban bullying.

Kenapa hal ini bisa terjadi?

Berdasarkan penelitian yang ada, anak yang alergi lebih rentan mengalami kecemasan. Dalam aspek perkembangan anak, gangguan alergi bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya.

Kondisi psikologis yang berpeluang terjadi oleh anak-anak dengan kondisi alergi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas.

Pun saat memasuki usia sekolah, anak yang menderita alergi akan lebih rentan mengalami pengucilan atau isolasi sosial karena tidak bisa beraktivitas seperti teman-temannya. Dampaknya anak akan cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dari penelitian yang ada, anak yang alergi ini lebih rentan mengalami kecemasan, merasa badannya ringkih karena (berpikir) “makan ini teman-teman lain enggak apa-apa”, “kok aku kenapa – napa”, jelas Anastasia.

Peran orangtua dalam mendampingi anak yang memiliki alergi



Penting bagi orangtua untuk tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul. Segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alerginya. Orangtua juga di nilai perlu menciptakan suasana hangat di rumah, supaya anak tidak merasa cemas dan selalu aman.

Relasi yang hangat dari orangtua akan membantu anak memiliki rasa aman secara emosi. Hal ini tentu saja membantu pemulihan diri dengan alergi karena mereka rentan terpicu. Sebab, bisa jadi alergi pada anak muncul karena sering melihat orangtuanya bertengkar atau sering bersitegang.

Maka, dibutuhkan koneksi dengan anak kita untuk mengajaknya bermain dan menciptakan rasa aman serta cinta dari orangtua perlu dijaga. Sementara kita sebagai orangtua perlu melakukan perawatan atau selfcare emosi dengan melakukan hal-hal yang disukai termasuk olahraga, ataupun makan makanan enak, sehingga dapat berinteraksi dengan hangat ke anak.

Bermain itu adalah bahasa cintanya kita ke anak, karena dengan menemani mereka bermain anak jadi merasa disayang, ditemani, merasa diinginkan, dan berharga buat orangtuanya tutup Anastasia.

Overall,


Dengan mengikuti webinar dari Danone, wawasan mami jadi terbuka. Terutama menyoal kebutuhan serat pada Hana dan sepertinya Hana juga memiliki Riwayat alergi. Mungkin ini akan mami konsultasikan lebih lanjut ke dokter terkait.

Di webinar ini beneran menambah insight mami tentang sudut pandang yang lain dalam menyikapi kebutuhan anak. Terkait gizi, pola asuh dan jika anak memiliki Riwayat alergi. Jadi, sebelum kita menuntut anak harus makan serat atau mengatasi emosinya ketika alerginya kambuh.

Yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah mindset dan emosi kita sebagai orangtua. Jika, kita sudah menata dengan baik emosi dan mindset maka kedepannnya kita tidak terlalu stress dan emosi menghadapi anak. Plus harus memberikan contoh yang baik pula karena orangtua adalah role model bagi anaknya.



Sekilas Tentang Danone Specialized Nutrition Indonesia
Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia adalah bagian dari Danone Global yang fokus dalam penyediaan nutrisi di Indonesia untuk praktik konsumsi makanan dan minuman yang lebih berkelanjutan, serta mendorong Indonesia yang lebih sehat. Danone SN Indonesia berfokus pada komitmen untuk menyediakan nutrisi untuk setiap tahapan penting kehidupan, terutama untuk 3.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Danone SN Indonesia beroperasi melalui 4 perusahaan, yaitu PT Sarihusada Generasi Mahardhika, PT Nutricia Indonesia Sejahtera, PT. Sugizindo, dan PT. Nutricia Medical Nutrition. Saat ini, Danone SN Indonesia memiliki 1 kantor pusat, 4 pabrik, dan 31 kantor wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia, didukung oleh 2.458 karyawan.

Danone SN Indonesia mendukung perkembangan kesehatan ibu dan anak dengan menghadirkan produk bergizi yang dibutuhkan ibu dan anak melalui kegiatan riset dan pengembangan produk yang inovatif seperti SGM Eksplor, SGM Bunda, Lactamil, Bebelac, Nutrilon Royal, dan nutrisi medis khusus. Selain dengan produk bernutrisi, Danone SN Indonesia juga melakukan upaya mengatasi masalah kesehatan melalui berbagai kegiatan edukasi dan kolaborasi, tentang pentingnya kesehatan dan gizi, antara lain: Program Bicara Gizi, Program Pencegahan Stunting, Isi Piringku, Bunda Mengajar, dan Rumah Bunda Sehat.

Danone SN Indonesia berkomitmen mewujudkan praktik bisnis yang berkelanjutan yang berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Saat ini, Danone SN Indonesia berfokus dalam membangun visi dan komitmen 2025 dengan tetap patuh terhadap peraturan maupun undang-undang di bidang lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Danone SN Indonesia terus berupaya memberdayakan sekaligus mengedukasi masyarakat melaluI program-program yang bertujuan untuk mengembangkan kesehatan dan gizi, mengoptimalkan pendidikan anak usia dini, mengembangkan ekonomi lokal, dan memperjuangkan kesetaraan. Program-program tersebut antara lain Generasi Sehat Indonesia (GESID), Taman Pintar, Bunda Mengajar dan Duta 1000 Pelangi.

3 comments

  1. makasih mami infonya, sangat berguna sekali ini

    ReplyDelete
  2. ternyata sepenting itu ya mami fungsi serat pada anak, memang anakku juga suka drama makan sayuran nih.

    ReplyDelete
  3. makasih mih sharingnya, insightnya bermanfaat banget nih. ternyata sebelum menyuruh anak ini itu terlebih jika anakknya memiliki resiko alergi. mental ibu bapaknya yang harus di calm down dulu ya.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan komentar kamu, tapi plis banget ya pergunakan bahasa indonesia yang baik dan membangun. Mohon maaf juga harus di moderasi biar gak ada yang spam. Happy Comment ^^~